Barito Kuala, 4 Juli 2024 – Peternak bebek Alabio binaan BAZNAS Kalimantan Selatan di Desa Anjir Pasar Kota tengah melakukan inovasi pakan untuk menghadapi fase afkir masa di mana produksi telur menurun drastis akibat rontoknya bulu bebek. Fase ini biasanya berlangsung lebih dari tiga bulan, membuat peternak harus berstrategi agar ternak tetap sehat dan siap produksi kembali.
Dengan pendampingan dari BAZNAS Kalsel serta dukungan teknis dari Balai Pelatihan dan Pemberdayaan Masyarakat Transmigrasi (BPPM Trans) Banjarmasin, Kementerian Transmigrasi, para peternak mencoba dua formulasi pakan alternatif. Formula pertama terdiri dari dadak 40%, pakan konsentrat 40%, dan 20% pelet berbasis protein hewani seperti ikan atau keong. Sementara formula kedua memanfaatkan bahan sayur-sayuran, terutama ketika pasokan dedak menipis akibat mesin produksi gudang yang belum dapat difungsikan.
“Dosis pakan per hari sekitar 150 gram per ekor. Untuk 50 ekor, kebutuhan hariannya mencapai 7,5 kilogram. Saat bahan pakan utama terbatas, kami berusaha tetap mencukupi dengan alternatif yang tersedia,” ujar salah satu peternak yang terlibat.
Saran dari pihak BPPM Trans Banjarmasin juga memperkuat pemahaman peternak tentang pentingnya variasi nutrisi dan efisiensi biaya dalam formulasi pakan di masa rawan produksi. Pendekatan berbasis pelatihan dan pendampingan ini diharapkan mampu meningkatkan adaptasi peternak terhadap dinamika lapangan.
Upaya ini tidak hanya menjaga kondisi ternak di masa afkir, tetapi juga memperkuat kemampuan peternak dalam manajemen pakan berkelanjutan. BAZNAS Kalsel menyatakan komitmennya untuk terus mendampingi kelompok ternak binaan melalui program pendayagunaan zakat di sektor pertanian dan peternakan sebagai bentuk penguatan ekonomi mustahik berbasis kearifan lokal. (eho)