Kita Hanya Perlu Satu Sabar Lagi

Oleh Muhammad Adi Riswan Al Mubarak

Kalau kita sering perhatikan ketika kita melakukan perjalanan, kerap kita temui berbagai macam stiker menempel di belakang mobil. Entah sekedar stiker komunitas, kata-kata mutiara atau mungkin merepresentasikan perasaan pemilik mobilnya. Satu yang sering saya lihat dan membuat saya berpikir dan merenunginya, yaitu tulisan penggalan ayat “Inna ma’al ‘usri yusra” yang artinya Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
(QS. Al-Insyirah: 6)

Bagi sebagian orang, ini cuma jadi stiker biasa. Hiasan di kaca belakang. Tapi bagi yang sedang benar-benar berjuang, kalimat ini bisa jadi penyelamat akal sehat, pengingat lembut dari Allah bahwa hidup ini memang berat, tapi kita tidak pernah benar-benar sendirian.

Coba lihat realita sekarang, generasi milenial dan Gen Z, yang katanya hidup di era modern, justru dihantam badai masalah yang tak kalah keras dari generasi sebelumnya. Tekanan hidup datang dari segala arah.  Tuntutan ekonomi, belum mapan di usia tertentu. Insecure karena teman-teman terlihat lebih “sukses” di media sosial. Capek kerja, tapi merasa tidak berkembang. Patah hati, kehilangan arah, hilang motivasi, dituntut dewasa dan sebagainya.

Bahkan, yang paling mengerikan, banyak dari mereka merasa kehilangan makna hidup. Merasa gagal hanya karena belum mencapai standar “ideal” yang dibentuk oleh algoritma, tren, dan ekspektasi lingkungan.

Di tengah semua itu, hadirnya ayat ini bukan tanpa alasan. Allah tidak menjanjikan hidup bebas dari ujian, tapi Allah jamin bahwa bersama setiap kesulitan, ada kemudahan yang menyertainya. Bukan setelah, tapi bersama. Artinya saat kita merasa berat, kemudahan juga sedang berjalan berdampingan, hanya saja kadang belum terlihat. Bahkan Allah tekankan dua kali dalam ayat ini.

Mungkin bentuknya doa ibu kita yang tak pernah berhenti. Mungkin teman baik yang tak pernah lelah mendengar cerita. Atau mungkin juga hati yang walau luka, tapi masih bisa bersabar dan tersenyum.

Allah tahu, Allah paham betul kalau dunia ini berat. Bahkan Rasulullah pun diberi surat Al Insyirah sebagai penguat saat beliau ditimpa kesedihan yang bertubi-tubi. Lalu bagaimana mungkin kita berharap hidup akan selalu lapang, tanpa pernah diremukkan?

Tapi justru di situlah nilai hidup, bukan pada hasilnya, tapi di perjalanan kita melaluinya. Bukan kita menang, tapi berapa kali kita mau bangkit lagi dan Allah tidak akan biarkan air mata kita sia-sia. Setiap sedih yang kita tahan karena iman, setiap sabar yang kita peluk karena yakin, itu semua pasti Allah balas dengan cara-Nya yang indah.

Kita mungkin belum punya semua yang kita impikan hari ini. Tapi kita masih punya harapan, masih bisa berdoa, dan itu lebih dari cukup untuk bertahan. Jadi, buat kita yang lagi lelah, bingung, merasa sendiri, atau nyaris putus asa. Tenang, Allah tidak tinggal diam. Kesulitan itu sudah satu paket dengan kemudahan yang akan datang. Tinggal jalan terus. Jangan berhenti.

Karena siapa tahu, kemudahan itu cuma satu sabar lagi dari sekarang.

Wallahu a’lam.

*Kepala Bagian Promosi dan Komunikasi Publik BAZNAS Kalsel

Leave a Reply